6 Hal Menarik Tentang Sepeda Jika Serius Dilakukan

Olahraga biasanya dikaitkan dengan orang yang masih berusia muda dan produktif. Namun ada pula, atlet profesional, yang tetap berprestasi hingga usia 40an, seperti Kristin Armstrong (3 kali berturut-turut mendapat medali Olimpiade, terakhir di usia 43), membuktikan bahwa jika mau bekerja keras untuk diri sendiri, maka masih akan tetap jos hingga ‘berumur’, dan bisa jadi masih lebih hebat daripada yang usianya lebih muda. Satu hal yang pasti, seseorang yang usianya lebih tua pasti memiliki pengalaman yang lebih banyak daripada yang masih muda.

Berikut adalah beberapa hal, yang berkaitan dengan sepeda, yang ‘dimenangkan’ oleh mereka yang berusia lebih tua – seperti kata pepatah, tua-tua keladi, semakin tua semakin jadi.

1. Bersepeda apapun, tetap enjoy
Seiring berlalunya waktu, kita telah melewati banyak waktu, terutama saat bersepeda, dan waktu pada saat bersepeda adalah waktu yang sangat bermakna dan berharga. Bersepeda santai, menikmati hijaunya sawah, birunya langit, dan gemericik air di selokan kecil pinggir sawah. Ya, bersepeda santai namun penuh dengan kenikmatan.
2. Kejadian kecil yang mengganggu? Tak masalah
Ban yang gembos atau malah bocor? Rantai yang putus? Jika hal itu terjadi pada saat perlombaan, maka akan sangat mengganggu. Namun dengan semakin bertambahnya usia, maka hal itu sudah dianggap menjadi ‘pengalaman’ dan bisa jadi akan teratasi dengan mudah. Regroup dan hal tersebut akan bisa diatasi bersama-sama.
3. Komunitas yang semakin besar
Semakin lama bersepeda, akan semakin banyak pula pesepeda yang dijumpai. Misalnya, saat tahun 2014 mengikuti jambore sepeda di Bandung, maka pasti akan muncul rasa kangen di antara pesertanya, sehingga pasti akan ada jambore lagi setelah itu, sebagai bentuk perwujudan melepas rasa kangen itu. Dan semakin lama, bentuk berkomunitas seperti itu akan semakin berkembang.
4. Tak setiap bersepeda menjadi sebuah kompetisi
Meskipun terjadi penurunan kekuatan / tenaga dan kecepatan seiring bertambahnya umur, namun masih saja bisa menge-push tenaga hingga limit tubuh kita. Dan hal baiknya adalah, tak setiap saat harus dianggap sebuah perlombaan, dan kita akan lebih bisa menghargai waktu off dari sepeda adalah waktu recovery yang berharga.
5. Kaki yang menyimpan banyak kenangan kayuhan
‘Memori otot’ adalah hal yang menakjubkan. Sebagai pesepeda yang ‘sudah berpengalaman’, maka kita tak akan terlalu mengeluh saat bersepeda agak lama karena kita bisa bersepeda secara efisien dan berpengalaman.
6. Kita tahu apa yang kita mau
Kita pernah mencoba beragam handle-bar dengan ukuran lebar yang berbeda-beda, beragam jenis bahan frame, macam-macam pedal, dan lebar sadel yang berbeda serta set-up sepeda yang paling nyaman. Hal itu bukan berarti kemudian kita tertutup untuk mencoba sesuatu yang baru. Hal baru boleh saja dicoba, namun kita sudah paham akan kemauan dan kenyamanan tubuh kita.

(diolah dari www.bicycling.com)

Sepeda

Sepeda terbaikmu adalah sepeda yang kamu miliki. Bukan sepedanya, tetapi lebih penting sepedaannya. Bukan seberapa canggih dan mahal sepedamu, tetapi seberapa sering menggunakannya

Filosofi KOPI

*K O P I*
*KOPI* iku tegese *(Kopyor Pikirane),* mulo kopi iku rasane *Pait.*
Nanging sak pait-paite kopi.. isih iso digawe *LEGI* ( Legowo ning ati )
Carane kudu ditambahi *GULO* (Gulangane Roso) sing asale soko *TEBU* (anteb ning kalbu), banjur diwadahi *CANGKIR* (Nyancangne piKIR).
Trus di siram *WEDANG* (wejangan sing marahi padang)
ojo lali di *UDHEG* ( Usahane ojo nganti mandeg ) anggone ngudhek nganggo *SENDOK" ( Sendekno marang sing nduwe kautaman ) dienteni ben rodo ADEM* ( Ati digowo lerem ), bar kui diombe *SERUPUT* (Sedoyo Rubedo bakal luput).
Meniko falsafahipun *KOPI*